Ia mengatakan, meski diselimuti suasana pandemi Covid-19, namun proses penilaian lomba Destana tahun ini tetap berlangsung secara ketat. Dalam proses penjurian, BPBD Jatim juga tidak melakukan sendiri, tapi melibatkan sejumlah OPD dan stakeholders terkait, seperti, Dinas Sosial, Dinkes, Dinas PMD, Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI), Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Jatim dan Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jatim.
Semua proses penjurian itu juga dilaksanakan dengan menggunakan protokol kesehatan (prokes) ketat, mulai dari penggunaan masker, cuci tangan hingga mengatur jarak saat pertemuan. “Bahkan, semua anggota tim penilai kita fasilitasi swab sebelum berangkat ke lokasi kunjungan lapangan,” tambah Budi dengan didampingi Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim, Gatot Soebroto SE M.PSDM,
Kalaksa BPBD Jatim juga berharap, pelaksanaan Lomba Destana tahun ini mampu memotivasi desa/kelurahan lain dalam upaya peningkatan kapasitas warganya dalam menghadapi bencana.
Ia juga berharap, pemerintah kabupaten/kota di Jatim bisa terus mendorong dan melakukan pembinaan terhadap Destana di wilayahnya supaya melahirkan masyarakat yang tangguh saat terjadi bencana.
“Saya kira ini menjadi penting, sebagai upaya pengurangan risiko bencana di sejumlah daerah yang rawan terjadi bencana,” pungkasnya dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/10/2021). (HD)