15 Tahun Perdamaian Aceh, Dalam Dokumentasi Kata Pada Bait-Bait Puisi

Bahkan, sebelum 1953 misalnya, saat Aceh bergolak DI-TII, Aceh telah lebur dari bab perang sejak Portugis, Amerika Serikat, Belanda, hingga Jepang. Alhasil, masyarakat Aceh banyak mengalami traumatik perang yang berdampak lambatnya pembangunan, rendahnya pendapatan ekonomi dibandingkan daerah lain. Aceh banyak ketertinggalan yang harus dikejar.

Pilo menyakini, puisi akan menjadi alat penyampaian pesan yang mampu bertahan hingga waktu lama. Puisi akan terus dibaca dan diproduksi. Diharapkan, buku ini nantinya dapat disalurkan ke berbagai daerah di Aceh, terutama di perpustakaan, sekolah dan universitas.

“Untuk nama-nama yang lolos kurasi, Insyaallah kita umumkan pada soft lauching 15 Agustus 2020, dengan membagikan buku bentuk pdf ke semua penyair dan edisi cetak menyusul,” tutupnya.*** (ful)

Keterangan Foto: Cover Buku Antologi Bunga Rampai Puisi Indonesia

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, silahkan mengirim sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com