Pada awal masuk ke PMI, sekitar tahun 1989 an, kegiatan yang dijalani datar-datar saja. Banyak focus ke relawan di markas PMI saja. Sambil membangun kegiatan di Unit Donor Darah (UDD) PMI kabupaten Jember. Pasalnya, tidak banyak kejadian bencana alam seperti yang terjadi belakangan ini. “Kalau saya waktu masih KSR, tidak pernah dikirim karena waktu itu tidak terjadi bencana alam, baru setelah jadi pegawai bertugas di dalam negeri saja,” ujarnya.
Pak Rup, banyak bertugas di Kabupaten Jember saja. “Tugas-tugas awal banyak Lokal Jember seperti Kencong maupun yang baru-baru saja terjadi seperti tsunami Tempurejo, dan di daerah Jember lainnya. Di luar sempat ke bencana gunung berapi merapi. Juga ikut distribusi bantuan ke gempa Lombok dan gempa Bantul Jogjakarta,” ujarnya.
Meski sudah purna, sambungnya, Pak Rup masih siap menyumbangkan tenaga menjadi relawan jika dibutuhkan. “Jiwa saya ini jiwa relawan, kalau masih dibutuhkan sebagai relawan kemanusiaan, saya selalu siap,” ujarnya.
Sebagai pegawai sekaligus relawan, sambungnya, dia selalu berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. “Dengan kerendahan hati dan keikhlasan saya selalu berusaha yang terbaik menjalankan tugas,” ujarnya.
Pak Rup, berharap para pegawai, pengurus dan relawan sebagai pilar PMI terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. “Tiga pilar PMI itu ada pada pengurus, pegawai dan relawan, kami harap ketiganya tetap menjaga kebersamaan, kekompakan untuk mengabdi dan melayani masyarakat luas,” ungkapnya.