“Saya mendorong teman-teman gerilyawan lainnya berani mencoba untuk menulis. Karena semakin banyak tulisan tentang memoar perjuangan mantan GAM ini, semakin berkembang pula pengetahuan umum dalam masyarakat tentang apa yang sebenarnya terjadi di Aceh dulu, karena ditulis langsung oleh para pelaku,” ujar Mustafa.
Acara peluncuran buku dihadiri sejumlah praktisi kebudayaan dan sastra, seperti Wartawan Senior yang juga penulis buku “Hasan Tiro, Jalan Panjang Menuju Damai Aceh”, Pimpinan Redaksi Parahyanganpost, Ismail Lutan, Pemusik Aceh, Amru Pane Band, penyair Aceh, Pilo Poly, dan sejumlah undangan lainnya.
Sebelumnya, dilakukan pula penandatanganan poster buku yang menandakan dibukanya diskusi umum yang dimoderatori oleh Putra Gara, orang Aceh yang saat ini menjadi Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Bogor.
Putra Gara yang juga menjadi editor dalam buku ini berharap, apa yang telah ditulis Fauzan Azima ini semoga menjadi titik balik dari perjuangan para kombatan secara intelektual.
“Kami generasi Aceh hari ini berharap masa lalu menjadi pijakan untuk masa yang akan datang. Karena saatnya kita membangun Aceh. Dan Bang Fauzan sudah memulainya melalui karya literasinya,” terang Gara.*** (Dim)
Keterangan Foto: Fauzan Azima saat membubuhkan tandatangan pada buku Sang Gerilyawan usai meluncurkan buku perdananya di Balai Budaya Jakarta, Sabtu, 18 Desember 2021. (Foto: Saifullah S)