Garut, TransNews- Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPM-Desa) Provinsi Jawa Barat, Dedi Supandi mengatakan, sekira 47 persen desa di Jabar tidak memiliki sistem keuangan yang baik. Situasi tersebut membuat roda ekonomi desa berputar lamban.
“Akar permasalahan ketimpangan pedesaan dan perkotaan bukan kemiskinan. Akar permasalahannya itu adalah warga desa dijauhkan dari potensi desanya sendiri. Berangkat dari situ, OVOC diluncurkan agar potensi desa dapat dimaksimalkan untuk kesejahteraan,” kata Dedi,saat mendampingi Gubernur Jabar dalam kegiatan Peluncuran OVOC di Garut, Kamis (22/8/19).
Kata Dedi, belum genap satu tahun OVOC diluncurkan, berdasarkan data DPM-Desa, sudah ada 596 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang aktif kembali, 272 BUMDes baru terbentuk, dan 746 BUMDes akan dibentuk pada 2019 oleh Patriot Desa.
Menurutnya,kehadiran BUMDes tidak hanya membuat roda ekonomi desa berputar semakin cepat, tetapi juga potensi desa dapat dikelola dengan sebaik-baiknya.
“Hal itu tentu berdampak pada kesejahteraan masyarakat desa yang terus meningkat,”jelasnya.
Keberhasilan OVOC, ungkap Dedi, dapat pula dilihat dari grafik menanjak Indeks Desa Membangun (IDM). Pada 2019, ada 98 desa berstatus mandiri. Jumlah tersebut meningkat signifikan dari tahun sebelumnya yang berjumlah 37 desa dengan status mandiri.
Kemudian, 732 desa naik kelas –dari status berkembang menjadi maju. Selain itu, desa di Jabar tidak ada lagi yang berstatus sangat tertinggal.
Menurut Dedi, deretan angka-angkat tersebut membuktikan, program desa termasuk OVOC berputar di atas kepentingan masyarakat.