58 Peneliti Indonesia Masuk Peringkat Top Dunia

Ilustrasi penelitian di Lembaga Biologi Molekular Eijkman. (Dok. Lembaga Eijkman)

Ketertarikan Abdul bermula karena minimnya riset terkait produk halal. Penelitian terhadap kehalalan produk kurang menarik bagi peneliti dari negara-negara besar dunia karena tidak terkait dengan kepentingan mereka. Sementara itu, penggunaan produk-produk halal kian meningkat seiring kesadaran masyarakat muslim dunia akan produk halal baik makanan, farmasi, hingga kosmetik.

Muh Aris Marfai, adalah Guru Besar bidang Geomorfologi Bencana Fakultas Geografi UGM. Ia meraih gelar doktor dalam bidang Geografi dan Bencana Alam di Justus-Liebeig Universitat, Giessen, Jerman pada 2008.

BACA JUGA :  Laptop Gaming Terbaik 2024: Rasakan Performa Maksimal dan Visual Memukau

Aris yang saat ini menduduki jabatan sebagai Kepala Badan Infomasi Geospasial (BIG) ini fokus mengkaji geomorfologi pesisir dan informasi geospasial dan aktif memublikasikan hasilnya di berbagai jurnal internasional. Dia mengungkapkan ketertarikannya menekuni kedua kajian tersebut karena melihat Indonesia sebagai negara kepulauan dengan 2/3 wilayahnya merupakan lautan.

Selanjutnya, Profesor Ahmad Maryudi, merupakan Guru Besar Kebijakan Kehutanan Fakultas Kehutanan UGM, yang meraih gelar doktor dalam Kebijakan Pembangunan Hutan dari Universitas Göttingen (Jerman). Sejak 2005, Maryudi aktif melakukan penelitian dan publikasi terkait kebijakan kehutanan, tata kelola hutan, dan tata guna lahan, termasuk kebijakan hutan rakyat dan kehutanan sosial.

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, silahkan mengirim sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com

Pos terkait