TN.JAKARTA l — Beragam cara dapat dilakukan untuk melestarikan budaya. Salah satu caranya adalah melibatkan anak-anak dalam pergelaran Wayang Kulit.
Dalam rangka peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 Hijrah, Badan Penghubung Daerah Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi menggelar pertunjukan Wayang Kulit. Menampilkan dalang cilik Ki Gatot Purnomo, siswa Sekolah Dasar Negeri Pangkur 01, Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi Jawa Timur.
Dalang anak sebagai penyaji pertunjukan wayang tentu menarik dan menjadi perhatian. Sebab kesenian ini biasanya dilakukan orang dewasa.
“Tampilnya dalang cilik memberi ruang bagi anak-anak untuk berkreasi. Sebab secara kolektif dalang cilik tidak tampil sendiri, melainkan juga didukung para Pengrawit (pemusik) dan Sinden yang juga masih anak-anak,” ujar praktisi dan pengamat seni tradisi, Suryandoro, S.Sn, saat mengamati pergelaran ini di Anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu malam (31/08/2019).
Wayang, tutur Suryandoro, selain sebagai tontonan, juga menjadi tatanan dan tuntunan. Nilai-nilai tersebut diantaranya dapat diambil melalui berbagai cerita wayang tersebut. “Motif edukasi, pelestarian, dan pengembangan kesenian wayang kepada generasi penerus. Tidak hanya menanamkan agar mereka cinta kesenian ini, tapi juga diajarkan _tepo seliro;_ tenggang rasa, kesetia-kawanan, dan budi pekerti lainnya,” tutur salah satu juri kegiatan apresiasi budaya yang diselenggarakan Badan Penghubung Daerah Provinsi Jawa Timur ini.