Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakri mengatakan bahwa Jawa Timur menjadi barometer perekonomian Indonesia. Pada tahun 2024, provinsi ini diproyeksikan tumbuh hingga 5,2%, dengan triwulan keempat diperkirakan lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya.
Meski demikian, Kadin Indonesia menyadari bahwa masih ada tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam menjaga daya tahan konsumsi domestik dan meningkatkan investasi. “Namun, optimisme tetap harus tinggi, Jawa Timur akan terus menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tandasnya. “Jawa Timur penuh dengan keberkahan. Pertumbuhan ekonominya mencapai 4,93%, tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan nasional, dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar Rp3.150 triliun. Ini angka yang luar biasa besar,” ujarnya.
Meski demikian, Kadin menyadari bahwa masih ada tantangan yang harus dihadapi, termasuk menjaga daya tahan konsumsi domestik dan meningkatkan investasi. “Optimisme harus tetap tinggi bahwa Jawa Timur akan terus menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujarnya.
Sementara dalam Muprov ke-VIII Kadin Jatim, ada 9 pokok pikiran yang menjadi pembahasan. Dua diantaranya adalah, pertama penguatan peran Kadin Jawa Timur sebagai mitra strategis Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam pembinaan dan pengembangan perekonomian provinsi Jawa Timur. Kedua, mendesak Pemerintah untuk segera menerbitkan Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaan Undang-undang No. 1 tahun 1987 tentang Kadin sebagai penguatan peran dan fungsi Kadin sebagai members of commerce.