“Kita membutuhkan seniman manejer yang visioner. Selain berkompeten pada bidangnya, juga mampu melakukan perubahan cepat, terarah, konsisten, dan mempunyai budaya organisasi yang kuat,” ujar seniman dan budayawan yang akrab disapa Abah Asep ini.
Wilayah Sukabumi, kata Asep, memiliki landasan historis dan sosiologis sebagai lokasi pembuatan film selama hampir setengah abad. Terlebih pada era tumbuhnya industri pertelevisian di tanah air di tahun 1990-an, banyak rumah produksi menggunakan lokasi shooting di kawasan Taman Selabintana, Pelabuhan Ratu, Sukabumi dan sekitarnya.
Gagasan tentang perlunya wilayah Sukabumi sebagai kawasan pengembangan ekonomi kreatif, kata Asep, sangat mungkin. Mengingat Sukabumi sangat berpotensi, baik dari segi budaya, sumber daya manusia, maupun sumber daya alamnya.
Sebagai perupa film, Asep ingin mengkontruksi berbagai potensi dengan mengimplementasikan pengalamannya secara instalatif. Alam akan ia jadikan sebagai medium ekspresi untuk menata gagasan artistiknya layaknya karya film sebagai media gambar yang hidup.
“Kita punya destinasi wisata Geopark Ciletuh dengan pesona alamnya yang istimewa. Kawasan yang menyerasikan keragaman geologi, hayati dan budaya melalui prinsip konservasi, edukasi dan pembangunan berkelanjutan,” ujar salah satu Pengurus Daerah Lembaga Ketahanan dan Pemajuan Budaya Indonesia (LKPBI) Kabupaten Sukabumi ini.
Selain itu, ada destinasi wisata Situ Gunung, di Desa Kadudampit, Kecamatan Cisaat. Wisata ini masuk dalam kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) yang berudara sejuk.