Arumi mengungkapkan, stunting merupakan salah satu isu strategis di Jawa Timur. Karenanya penanganan stunting menjadi salah satu prioritas pada 2022 sampai dengan 2024. Adapun target pencapaian nasional, penurunan prevalensi stunting sebesar 14 % di 2024.
Selain pentingnya meningkatkan konsumsi ikan, hal kedua yang dititipkannya adalah hal memperhatikan ekosistem hidup ikan. Menurut Arumi, ekosistem ikan tidak melulu berkaitan dengan jumlah ikan yang ada di dalam ekosistem tersebut. Tetapi juga bagaimana kebersihan ekosistem berpengaruh pada kualitas gizi ikan.
“Yang tidak boleh kita lupa bagaimana ekosistem dari ikan ini harus terus terjaga,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, juga diserahkan penghargaan Forikan Award Tahun 2021 untuk beberapa kategori. Diantaranya Ketua Forikan Terbaik dalam Upaya Penurunan Angka Stunting melalui Kegiatan Gemarikan diraih Kabupaten Trenggalek. Lalu, Forikan terbaik yang Berperan aktif dalam mendukung kegiatan Gemarikan 2021 diraih Kabupaten Pasuruan.
Kemudian Forikan terbaik, yang berperan aktif dalam pembinaan UKM dan pemasaran produk Kelautan dan Perikanan diberikan kepada Kota Probolinggo, Forikan Terbaik yang Berperan aktif dalam pembentukan Frikan sampai kepada tingkat Kecamatan diberikan kepada Kota Malang. Lalu, Dinas terbaik yang berperan aktif dalam upaya peningkatan angka konsumsi ikan tertinggi diperoleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri.
Terakhir, kategori Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang berperan aktif dalam mendukung kegiatan Gemarikan di Jatim diraih PT Kelola Mina Laut. Atas penyerahan Forikan Award 2021. Terkait penghargaan tersebut, Arumi menyampaikan ucapan selamat dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para pemenang.