Harga jual yang ditawarkan juga relatif terjangkau yakni rata-rata Rp5.000 per varian dan termahal Rp8.000 untuk jus alpukat dan mix (tomat dan wortel). Sedangkan untuk capcin hanya dua varian yakni coklat dan cappuccino yang dijual Rp7.000 per varian rasa.
Usaha yang digeluti Junaidi bersama istrinya Naura itu relatif bisa berjalan dengan baik, kendati dia mengawali bisnis disaat musim pandemi Covid-19. Dari tenant jus di Toko Alfamart KH Sidiq 2 akhirnya dia mengembangkan tenant di Alfamart Baratan, Basuki Rahmat dan Gebang Poreng.
“Alhamdulillah usaha jus dan capcin sudah berjalan hampir dua tahun, saya mengawalinya saat pendemi Covid-19 sedang ramai-ramainya. Setelah memiliki tiga tenant akhirnya saya memutuskan resign dari Alfamart dan fokus menggeluti bisnis ini bersama istri,” tambah dia.
Sejauh ini Khanza sudah memiliki lima orang karyawan. Dan omzet bersih yang dipetik dari empat tenant jus dan capcin mencapai rata-rata Rp7 juta per bulan. Junaidi menargetkan bisa menambah gerai lagi di Alfamart.
“Saya menargetkan bisa memiliki 10 tenant di Alfamart, karena potensi pengembangan usaha dengan sewa di lahan milik Alfamart masih sangat besar,” urainya.
Naura, istri Junaidi, mengaku berkembangnya bisnis yang dijalankan itu tidak terlepas dari faktor keberadaan Alfamart yang sudah akrab di masyarakat. Dengan berjualan di lahan milik Alfamart pihaknya optimistis usaha yang digeluti bisa berkembang. Apalagi keberadaan Alfamart sudah banyak tersebar dan memiliki nama besar.
“Dan yang paling penting Alfamart juga peduli terhadap kelangsungan UMKM seperti kami,” singgung dia. (Irfak)