Masjid Raya Al-Bakrie berkonsep perkotaan dibuat dengan struktur ruang terbuka yang menjadikan pelataran Masjid menyatu dengan ruang terbuka publik sehingga dapat digunakan oleh warga. Pelataran Masjid tersebut tidak hanya dapat menjadi wadah bagi masyarakat pada umumnya namun juga bagi anak-anak, warga lansia dan bagi anak muda yang ingin berkreatifitas. Diharapkan dengan adanya kegiatan masyarakat pada area Masjid perencanaan dapat membangkitkan aktivitas yang positif untuk kawasan perkotaan sekitar Masjid Raya Al-Bakrie.
Bangunan Masjid Raya Al-Bakrie mempresentasikan beberapa filosofi Islam dan Kebudayaan Lampung, yakni:
1. FilosofiIslamUmmah
Dalam komunitas keagaaman, Ummah memiliki kombinasi dari arti bangsa, komunitas dan agama. Filosofi Islam Ummah diterjemahkan dalam bangunan, berbentuk menyediakan ruang yang bersifat universal yang dapat digunakan umat Islam dari seluruh lapisan masyarakat.
2. FilosofiIslamUkhuwah
Ukhuwwah Islâmiyyah merupakan konsep yang mengajarkan mengenai persaudaraan setiap muslim sejatinya adalah saudara bagi muslim lainnya dan ia
harus memandang muslim lainnya sebagai saudaranya, tanpa memandang latar belakang keturunannya atau mempertimbangkan hal lainnya. Filosofi tersebut diterjemahkan dalam bangunan berbentuk geometri sederhana pada fasade bangunan yang melengkung dan berulang. Geometri lengkung tersebut merupakan turunan persepsi atas lekukan Siger yang menjadi simbol penting bagi masyarakat Lampung.
3. FilosofiTauhid
Tauhid merupakan keyakinan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan. Filosofi ini diterjemahkan dalam bangunan berbentuk susunan massa bangunan yang meningkat dan meninggi mengarah ke kiblat. Untuk menegaskan keutamaan Allah SWT pada semua kegiatan umat islam yang dilakukan sehari-hari, minaret dilokasikan di area sisi arah kiblat.
4. FilosofiLocalWisdomLampung
Piil Pesenggiri merupakan pandangan hidup atau adat yang diterapkan oleh masyarakat Lampung dalam kehidupan sehari-hari. Berikut merupakan istilah yang diterapkan sehari-hari orang Lampung:
● Juluk-Adek
Menjaga nama baik dalam wujud perilaku.
● Nemu-Nyimah
Rasa kepedulian sosial.
● Nengah-Nyampur Musyawarah mufakat.
● Sakai Sambayan
Saling tolong menolong dan saling menghargai.
● Tittie-Gemattie
Sopan santun dan mengutamakan kebaika
Pola budaya Lampung seperti kain tapis, bangunan ikonik, dan artefak juga diimplementasikan pada elemen arsitektural. Interior pada Masjid dibentuk dari beberapa pola gabungan berbagai corak dan tidak menggunakan elemen makhluk hidup. Untuk terbentuknya pencahayaan dan penghawaan yang alami di dalam area Masjid, digunakan pola panel fasade. Ruang bersama yang ada di area Masjid Raya Al-Bakrie