Merauke, Transnews.co.id – Banjir rob yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia belum lama ini ternyata juga dialami masyarakat Kabupaten Merauke yang berada di pesisir Selatan Pulau Kimaam tepatnya di Distrik Waan. Akibat banjir rob ini, membuat masyarakat yang berjumlah sekitar lebih dari 6.000 jiwa tersebut terancam krisis pangan.
Pasalnya, tanaman pangan mereka berupa umbi-umbian yang menjadi bahan kebutuhan pokok siap panen rusak akibat terendam air laut.
Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Merauke Dominikus Ulukyanan, yang baru saja kembali melakukan reses dari wilayah tersebut saat dihubungi media ini Sabtu (11/12/2021) mengungkapkan, banjir rob yang terjadi sejak 6 Desember tersebut lebih cepat dari perkiraan masyarakat selama ini, sehingga tanaman umbi-umbian yang menjadi persediaan bahan kebutuhan pokok warga yang belum dipanen menjadi rusak.
‘’Setiap tahun banjir rob ini dialami masyarakat di pesisir pantai Selatan khususnya di Distrik Waan. Itu sudah menjadi langganan setiap tahunnya. Tapi, biasanya selama ini banjir rob terjadi sekitar bulan Februari. Tapi, tahun ini lebih cepat datang dari biasanya di luar perkiraan masyarakat, sehingga masyarakat belum sempat melakukan panen yang menjadi persediaan kebutuhan pokok untuk beberapa bulan ke depan, banjir rob sudah datang,’’ katanya.
Dominikus berharap musibah yang dialami masyarakat pada Desember ini tidak terjadi lagi pada Februari.
‘’Tapi kalau ini masih terjadi maka tentunya masyarakat bisa mengalami krisis panagan. Karena untuk mempersiapkan ini masyarakat butuh waktu sekitar 3 bulan lagi ke depan, karena harus tanam ubi lagi dan menunggu hasilnya,’’ terangnya.