Selanjutnya terkait EDC, mesin tersebut akan dioperasikan oleh toko yang terafiliasi dengan Ponpes Lirboyo. Sebanyak 40 toko akan bekerja sama dengan bank jatim syariah Kediri. ”Mengingat tingginya kebutuhan Pondok Pesantren Lirboyo akan kemudahan layanan perbankan yang juga merupakan tanggung jawab kami, maka dalam kesempatan ini pula juga akan dilaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sama atau PKS layanan keuangan melalui virtual account atau VA dengan harapan ini bisa jadi awal kelanjutan sinergitas antara Bank Jatim Syariah Kediri dengan Ponpes Lirboyo dalam upaya digitalisasi keuangan,” tegasnya.
VA itu nantinya akan digunakan sebagai sarana pengganti rekening bagi santri yang memperoleh fasilitas tersebut. Menurut Arif, di era saat ini sangat penting untuk mengadopsi digitalisasi dalam sebuah proses bisnis perbankan. Sebab, pemanfaatan digital dapat berperan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi melalui perluasan akses layanan.
”Dengan digitalisasi, bank jatim dapat menjangkau masyarakat yang unbanked atau masyarakat yang belum mendapatkan layanan keuangan dan perbankan. Sehingga ini juga berguna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Jawa Timur,” ungkapnya.
Sementara itu, KH. HM Adibussoleh memaparkan, saat ini jumlah santi Lirboyo mencapai 39.534 orang yang berada di lingkungan pesantren seluas 19 hektar. Pihaknya mengucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada bank jatim atas sinergitas yang telah terjalin selama ini.
”Pada dasarnya, Ponpes Lirboyo terus berkomitmen untuk senantiasa meningkatkan kualitas pesantren baik dalam hal pelayanan administrasi maupun pelayanan keuangan. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan menjalin kerja sama dengan pihak luar pesantren, termasuk bank jatim ini. Dengan adanya kartu santri ini diharapkan para santri makin bijak dalam mengelola keuangan dan insya Allah terhindar dari berbagai macam risiko yang ada di transaksi uang tunai,” pungkasnya.