Banyak Yang Tidak Diselesaikan: Program Bebenah Rumah di Kab Bekasi Minta Dievaluasi

“Rinciannya adalah 17.500.000 untuk pengadaan dan pembelian material yang 2500.000 untuk upah kerja tukang dan kenek,”kata Yani yang di iyakan Dedi.

Keterangan fasilitator dan Lpm direspon oleh tokoh masyarakat setempat yang berinisial X.

Dia mengatakan bahwa pelaksanaan pekerjaan pembangunan Rutilahu Desa Bojongsari ‘Bekasi Bedah Nata Rumah’ (bebenah) yang di Inisiator oleh bupati Kabupaten Bekasi dari anggaran APBD ll tahun 2020, pelaksanaan pekerjaannya patut dievaluasi,”pintanya.

Karena menurutnya dilokasi pekerjaan pembangunan tersebut memang terlihat belum selesai, terutama lantai masih amburadul. Kemudian kamar mandi dan septitank sudah dilakukan penggalian lubang, namun dibiarkan begitu saja.

“Sehingga dapat membahayakan manusia husunya anak kecil diluar pengetahuan orangtua nanti nyemplung dan dampak lainnya bisa menjadi sarang nyamuk, dan diduga penggunaan material kayu mempergunakan jenis kayu mirip jongjing,”ujarnya.

Masyarakat meminta pemerintah untuk tidak membuka peluang kepada masyarakat mencari utangan, apalagi dalam situasi covid 19.

Logikanya untuk Kusnadi dan masyarakat layak penerima bantuan rutilahu lainnya, yang berpenghasilan sangat minim bagaimana mana caranya masyarakat berjuang untuk mendapatkan pinjaman.

Yang lebih farahnya lagi, kalau pinjaman itu diperoleh dari rentenir bunga berbunga berpotensi rumah itu sebagai jaminan. Manakala tidak mampu bayar maka disita dan mengacu dalam ketentuan selama sebelum 5 tahun lewat tanah dan bangunan tersebut tidak boleh dijual.

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, silahkan mengirim sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com