Jakarta, TransNews | – Perguruan Silat Beksi tumbuh subur di Jabodetabek bak jamur di musim hujan. Setiap saat selalu saja ada Perguruan Silat Beksi yang membuka cabang baru. Kenyataan itu sungguh membahagiakan. Sebab, itu menandakan bahwa Silat Beksi sebagai bagian dari seni budaya Betawi semakin mengakar kuat di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Demikian ungkap Dasik Arifin, Guru Besar dari Perguruan Silat Beksi Dasar Haji Godjali.
“Perkembangan Silat Beksi yang cukup pesat itu tak lepas dari nama besar para pesilat Beksi dari generasi kedua. Mereka antara lain Haji Hasbullah, Haji Muhammad Noer, Simin, dan Mandor Minggu. Sementara pesilat Beksi generasi pertama di tanah Betawi, Haji Godjali, namanya kian tak terdengar. Ibarat batang yang terendam dalam arus sungai kehidupan,” terang Babe Dasik.
Menurut Babe Dasik, Haji Godjalih adalah tokoh pendiri, perintis, dan pembawa ilmu bela diri silat Beksi dari Kampung Dadap, Tangerang, ke tanah kelahirannya di daerah Petukangan. Dan sebagai salah seorang dari murid Haji Godjali, dirinya merasa miris menyadari bahwa nama Haji Godjali jarang disebut-sebut saat ada keriyaan yang berkaitan dengan silat Beksi.
“Saya merasa terusik dengan realitas itu. Akhirnya, untuk kembali memunculkan nama Haji Godjali selaku generasi pertama aliran Silat Beksi di Tanah Betawi, saya mendirikan Perguruan Silat Beksi Dasar Haji Godjali,” terang Pendekar Beksi bertubuh ramping.
Sebelumnya, Dasik Arifin yang banyak memiliki murid sudah membuka beberapa perguruan Silat Beksi yang dijalankan oleh murid-muridnya di daerah Petukangan dan sekitarnya. Antara lain, Perguruan Pencak Silat Laskar Beksi Putra Betawi dan Perguruan Silat Beksi Harimau Tua. Dua perguruan ini sudah mendirikan beberapa unit kolat atau cabang latihan Silat Beksi di sekitar Kecamatan Pesanggrahan, daerah Cileduk, dan daerah Kebayoran Lama.