Kelompok tani juga diajari membuat pupuk organik secara mandiri. Tujuannya, untuk mengembalikan kesuburan tanah. “Selain itu, mereka juga diajari membuat agensi pengendali hayati,” tuturnya. Tujuannya, untuk menghindari organisme pengganggu tanaman.
Lebih lanjut, penyuluh pertanian merupakan tokoh penting. “Bukan hanya sebagai pendamping teknis, tetapi juga sebagai fasilitator yang diharapkan mampu mengubah sikap dan perilaku petani,” katanya. Dengan demikian, mampu membuat budidaya tanaman yang adaptif terhadap perubahan iklim, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.**”