“Kita biasa monitoring ke RT RW sosialisasi, seperti ini kita ngopi santai sambil membahas langkah-langkah mensukseskan Pilgub dan Pilwalkot,” urainya.
Lurah Abadijaya Sodik Murdiono mengatakan, suksesnya Pilkada serentak, peran maksimalnya ada pada KPU selaku penyelenggara.
“Kalau melihat dari hirarki, Lurah dan Camat hanya mitra, karena Lurah sebagai penyelengara keberlangsungan punya kewenangan lebih luas,” imbuhnya.
Ia mengungkapkan, dengan berkurangnya TPS menjadi 80, akan menjadi kendala bagi 29 RW dan 193 RT Abadijaya. Pasalnya, TPS sekarang lokasinya menjadi jauh dibanding TPS saat Pilpres dan Pileg 2024.
“Kita tetap berupaya dengan optimal kreatifitas dari PPK dan PPS, maksimal jadi mitra dan di beberapa acara ajak masyarakat jangan Golput,” terangnya.
Lurah Cisalak Rini Ekasari, membeberkan inovasinya dalam menaikkan partisipasi pemilih, yang pernah dilakukan Cisalak, pada Pilpres dan Pileg 2024 silam.
“Karena keterbatasan potensi wilayah, maka kami akan memaksimalkan peran pengurus lingkungan wilayah RT dan RW dengan berkeliling,” imbuhnya.
Katanya, sebelum hari H ada pertemuan dengan pengurus RW, guna evaluasi antusias pemilih, lalu imbau di masjid atau mushola.
“Hari H saya pantau sndri, terjunkan teman-teman ke TPS, jika masih rendah akan koordinasi dengan RW agar jemput bola agar warga hadir,” ceplosnya.
Lantaran warga Lansia banyak di RRI, tambah Rini, pengurus lingkungan jemput para Lansia ke rumah mereka untuk dibawa ke TPS.
Sedangkan Lurah Mekarjaya Nelda Purnadia W, menceritakan pengalamannya pada Pileg dan Pilpres lalu.