Oleh karena itu, imbuh Menkes, di tahun ini pemerintah berencana akan melakukan pilot project pelaksanaan pertemuan internasional, di antara pertemuan di kesehatan, turnamen bulu tangkis, hingga pertemuan pertama G20.
“Kita akan melihat di pilot project itu apa saja yang baik, apa saja yang perlu diperbaiki agar nanti pada saat pertemuan internasional yang memang terjadi tahun depan sudah jauh lebih siap, jauh lebih teruji protokol kesehatan kita,” ujarnya.
Selain itu, pemerintah juga terus memastikan pelaksanaan protokol kesehatan pada pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah. Saat ini, ungkap Menkes, pemerintah telah menjalankan surveilans aktif untuk mendeteksi penyebaran COVID-19 pada PTM terbatas.
“Datanya menunjukkan memang ada beberapa sekolah yang kena, artinya ada kasus konfirmasi, tapi jumlahnya relatif sedikit. Apalagi yang kasus konfirmasi yang di atas lima persen, positivity rate by sekolah kita juga datanya sudah ada dan data itu sudah kita share dengan Kementerian Pendidikan,” ungkapnya.
Ke depan, lanjut Menkes, akan diimplementasikan sistem sehingga setiap satuan tugas penanganan COVID-19 di sekolah bisa melihat informasi sampai ke detail warga sekolah yang terkonfirmasi kasus COVID-19.
“Kita berikan juga aksesnya ke levelnya kabupaten/kota, jadi kepala dinas pendidikan, kepala dinas kesehatan, juga bupati/wali kota bisa melihat seluruh sekolahnya hariannya seperti apa hasil surveilansnya, demikian juga naik ke level provinsi sampai level nasional,” terangnya.