Selain itu, upaya screening terhadap pendatang di PON Papua juga dilakukan pada saat kepulangan. Sebab seseorang yang telah digigit Anopheles bisa saja membawa parasit yang bersarang di dalam tubuh hingga ke daerah asal. “Setelah pulang, atlet kita monitor jangan sampai dia membawa vektor ke daerah bebas malaria,” katanya.
Ini merupakan hasil analisa pihak Didik terhadap perilaku Anopheles yang berbeda dengan Aedes aegypti. Meski sekilas rupanya sama, Anopheles memiliki ciri yang lebih spesifik seperti bertubuh datar dan bagian perut yang agak memanjang dari Aedes Aegypti. Anopheles lebih suka keluyuran di malam hari, mulai pukul 18.00 hingga menjelang pagi hari.
Nyamuk Aedes Aegypti lain lagi, karena lebih senang menggigit manusia saat jam kantor atau ketika orang-orang mengawali aktivtas rutin, mulai pukul 08.00 hingga 11.00 dan berlanjut pada pukul 14.00 hingga 17.00 WIB.
Ciri lain dari Anopheles adalah kebiasaannya yang cenderung hinggap di dinding. Pada prinsipnya, kata Didik, nyamuk tersebut lebih senang berada di tempat lembab, seperti dinding atau dekat dengan tanah dan saluran air yang kotor. Sebaliknya, nyamuk demam berdarah lebih senang berkembang biak di penampungan air yang jernih.
Ikhtiar mencegah penyakit malaria juga perlu dilakukan lewat kesadaran diri masyarakat dengan menjaga pola hidup sehat agar imunitas tubuh tetap terjaga optimal. Asupan obat pencegah pun direkomendasikan oleh kalangan dokter. Salah satunya adalah obat antibiotik doxycycline yang digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit akibat infeksi bakteri, khususnya malaria.