TN.ACEH l— Cucu Sultan Aceh yang juga Pemimpin Darud Donya Cut Putri, meminta Pemerintah Singapura menghormati Ulama Melayu terkenal yang datang ke Singapura.
“Kami terkejut mendengar Ulama Tanah Melayu, Datuk Seri Ulama Setia Negara Ustadz Abdul Somad, tidak diperkenankan berkunjung ke Singapura,” kata Cut Putri yang merupakan Cucu Sultan Jauharul Alam Syah Johan Berdaulat Zilullah Fil Alam.
Pemimpin Darud Donya itu juga mengecam perlakuan yang tidak baik, dan tidak sopan terhadap Datuk Seri Ulama Setia Negara Ustadz Abdul Somad, oleh Imigrasi Singapura.
Cucu Sultan Aceh menerangkan bahwa dalam sejarah, kawasan Singapura adalah kawasan tanah Melayu.
Dalam sejarah Melayu jelas tertulis, adalah Sang Nila Utama pendiri kerajaan Singapura kuno. Ketika Singapura diserang Majapahit dan kerajaan Singapura kalah, akhirnya keturunan dari Sang Nila Utama yang bernama Parameswara mendirikan kerajaan Malaka. Setelah Kerajaan Malaka berdiri, Singapura menjadi wilayah Malaka.
Pada saat Malaka kalah oleh Portugis tahun 1511, maka berdirilah kerajaan Johor, wilayah Singapura kemudian turut menjadi wilayah Johor.
Pada masa Kesultanan Aceh Darussalam dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda Perkasa Alam Darmawangsa Tun Pangkat (1607-1636), Kesultanan Aceh dengan bantuan armada Turki Utsmani menaklukkan wilayah Johor, dan membebaskan tanah Melayu itu dari cengkraman Kafir Portugis.
Setelah Kafir penjajah terusir, maka wilayah Singapura dan Pulau Batu Puteh, yang terletak di titik pertemuan Selat Singapura dengan Laut Cina Selatan, menjadi wilayah Kesultanan Aceh Darussalam.