Sumater Barat, Transnews.co.id – Peran Sekolah Lapang (SL) Daerah Irigasi (DI) yang notabene bagian dari program Integrated Participatory Development and Management Irrigation Program (IPDMIP) dirasakan para petani dan penyuluh. Mereka amat terbantu dengan keberadaan SL DI IPDMIP lantaran mampu meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM elemen pertanian di daerah.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman, Heri Prasetyo Wibowo disela-sela acara Pertemuan Koordinasi Pimpinan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian Lokasi IPDMIP di Yogyakarta, Kamis (28/10). “Signifikan dampaknya terutama dari sisi produktivitas dan kapasitas petani,” kata Heri.
Heri mencontohkan dalam program SL DI, petani diajarkan konsep Jajar Legowo-salah satu teknik menanam padi-. Kemudian diakhir sesi SL DI, para petani melakukan evaluasi tiap panen untuk menganalisa dampak dari penerapan materi-materi yang diberikan tim instruktur maupun penyuluh.
“Sekolah lapang juga mengajarkan bagaimana penerapan teknologi yang tepat untuk para petani. Sebagian besar sudah melakukannya dan dampaknya cukup signifikan terhadap produktivitas para petani,” jelas dia.
“Dari 1 hektar, terjadi peningkatan sekitar 20 persen. Artinya pendapat petani naik,” lanjut Heri.
Dalam kesempatan itu, Heri juga mengatakan pentingnya program rantai nilai yang juga bagian dari IPDMIP. Pelatihan ini dinilai sangat penting untuk meningkatkan pendapatan petani. “Karena sekarang terlalu panjang, sehingga margin petani tidak begitu besar (keuntungannya). K edepan dengan perbaikan mata rantai, bisa meningkat pendapatan petani. RMU bisa kolaborasi dengan BUMDES atau koperasi yang tengah digagas untuk memperpendek rantai nilai,” beber Heri.