Walikota juga diminta untuk merehabilitasi/memperbaiki kembali situs sejarah dan cagar budaya makam Sultan Sayed Jamalul Alam Badrul Munir Jamalullail yang telah rusak terbakar.
Selanjutnya Walikota diminta agar serius menjaga dan melestarikan semua situs sejarah serta cagar budaya di seluruh Banda Aceh dengan sebaik-baiknya.
Seperti diketahui, kawasan situs cagar budaya Taman Poteu Jeumaloy yang terletak tepat dijantung kota Banda Aceh ini memiliki area yang cukup luas, namun kini dipenuhi dengan bangunan-bangunan warga, toko, rumah-rumah warga, dll, sehingga cagar budaya ini berada diambang kemusnahan.
Bahkan beberapa makam bersejarah di Taman Poteu Jeumaloy yaitu makam Sultan Sayed Badrul Alam Jamalullail dan makam Ayahandanya Sayed Syarief Ibrahim Jamalullail yang semuanya merupakan cucu keturunan Rasulullah SAW itu, kini makamnya telah hilang di semen di bawah lantai dapur kedai Bakso Hendra Hendri.
Parahnya lagi, di atas makam ulama alim itu dijadikan tempat meletakkan tungku pembakaran untuk memasak bakso.
Pada Tahun 2013 DPRK Banda Aceh menyampaikan lima rekomendasi kepada Pemko Banda Aceh, salah satunya yaitu DPRK meminta Walikota Banda Aceh supaya menertibkan Bakso Hendra Hendri karena disamping toko tersebut ada akses jalan ke Makam Raja-raja yang merupakan cagar budaya.
Selama Tahun 2015 , Warung Bakso Hendra Hendri sudah beberapa kali ditertibkan oleh Pemko Banda Aceh, namun tak lama setelah ditertibkan, penjual bakso membangun kembali atap kanopi permanen di akses masuk cagar budaya makam Sultan, dan tetap berjualan lagi di tempat itu sampai sekarang, seakan tak peduli dengan penertiban Pemko Banda Aceh yang sudah berulang kali.