Bandung, Transnews-Direktur Jenderal PDASHL Kementrian Lingkungan Hidup RI, Ida Bagus Putra Parthama dalam kegiatan Launching dan MoU penanganan rehabilitasi lahan kritis di Majalengka, Selasa (28/5) mengungkapkan lahan kritis di indonesia kini mencapai 14,3 juta hektare. Porsi cukup besar lahan kritis itu berada di Jawa Barat di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk-Citanduy.
” Dampak lahan ktitis tersebut menimbulkan berbagai bencana dengan kerugian Material dan Non Material,” Ujar Ida.
Menurut Ida, apabila lahan kritis ada di Daerah Aliran Sungai (DAS) maka daerah tersebut bisa dikatakan tidak sehat dan akan menyebabkan debit air sungai sangat tinggi ketika hujan turun. Kemudian debit air akan sangat rendah ketika musim kemarau tiba.
” Daerah Aliran Sungai yang tidak sehat, menjauhkan rakyat dari kesejahteraan, ” Papar Ida.
Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, yang turut menyaksikan MoU kerjasama terkait rehabilitasi lahan kritis mengungkapkan bahwa ada sekitar 8.500 hektar lahan kritis di Jawa Barat yang tersebar di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Garut, Sumedang, Tasikmalaya dan Majalengka yang akan direhabilitasi.
Menurutnya, program rehabilitasi adalah salah satu bentuk kolaborasi untuj mewujudkan Jawa Barat juara lahir dan batin.
Rehabilitasi lahan kritis,kata Uu, perlu ditangani serius oleh ahlinya. Maka itu Pemprov Jabar mendukung penuh kehadiran SMK vokasi bidang Pertanian, Kehutanan, Lingkungan Hidup termasuk bidang Sumber Daya Alam. Pola rehabilitasi rencananya akan menggunakan tehnik Agroprorestri.