Sementara itu, Nur Aziz meminta, layanan bisnis di terminal, seperti kios atau warung ditata dengan baik. Harapannya, tempat usaha itu tidak dijadikan tempat tinggal dan kumuh. “Kalau tidak, lama-lama mereka mengakar. Pas mau kita manfaatkan tidak mau pindah,” katanya.
Kepala UPT P3 LLAJ Dishub Jatim di Jember, B Siregar, mengakui fasilitas buruk di empat terminal yang dikelola. Meski begitu pihaknya tidak bisa berbuat banyak, mengingat anggaran di UPT yang terbatas.
Siregar mengatakan, setiap tahun, anggaran yang dikelola tak lebih dari Rp. 300 juta. Anggaran tersebut hanya cukup untuk kebutuhan rutin UPT. “Fasilitas dan sarana terminal memang banyak yang rusak. Sudah waktunya diperbaiki, khususnya untuk fasilits utama. Tapi memang anggaran tak cukup,” katanya.
Karena itu, dia berharap ada support anggaran perbaikan di APBD Perubahan 2023 atau APBD 2024, sehingga revitalisasi terminal bisa dilakukan. (hd)