Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan pemerintah bakal mendorong ekspor produk besi dan baja untuk mengganti komoditas unggulan. Langkah itu diambil untuk menjaga tren positif neraca dagang saat harga dua komoditas unggulan ekspor dalam negeri itu kembali turun seiring dengan pulihnya pasokan global.
“Supercyle itu biasanya antara 6 sampai 14 bulan, tapi kalau saat ini saya melihat paling cepat mungkin baru akhir tahun depan selesai atau menjelang tengah tahun 2023, jadi totalnya hampir tiga tahun,” kata Lutfi, Jumat (15/10/2021).
Bisa jadi benar, itu strategi yang disampaikan Mendag Lutif, selain tetap terus mempromosikan produk unggulan lain. Pasalnya, melalui promosi bisa jadi momentum yang tepat bagi Indonesia untuk melakukan penetrasi pasar ekspor di tengah kondisi negara-negara kompetitor masih bergelut dalam deraan wabah Covid-19.
Salah satu cara yang dilakukan Indonesia adalah berpromosi dengan ikut pameran perdagangan Expo 2020 Dubai di Uni Emirat Arab. Pameran itu sendiri berlangsung mulai 1 Oktober 2021 hingga 31 Maret 2022.
Di Dubai Expo, Indonesia mendirikan Paviliun Indonesia menempati lahan seluas 1.860 m2 dan luas bangunan sekitar 3.000 m2. Paviliun Indonesia terdiri dari tiga lantai dan terletak di zona Opportunity District dengan konsep Indonesia Emas 2045.
Paviliun Indonesia yang menampilkan tiga zona waktu yesterday, today, and tomorrow akan membuka mata dunia untuk melihat kekuatanmasa lalu, sekarang, dan masa depan Indonesia sebagai kekuatan global.