“Untuk mengatasi masalah tersebut, kami mengembangkan metode yang mampu memisahkan data utama dari gangguan, sehingga hasilnya lebih akurat dan lebih mudah diinterpretasikan,”
“Teknologi ini kami kembangkan dalam bentuk aplikasi berbasis pemrograman Python, sehingga dapat digunakan dengan lebih praktis dan efisien,” jelas Agus.
Lebih lanjut, Agus dan Waskito, sebagai peneliti, mengusulkan penggunaan filter layer-steered untuk mengurangi gangguan (noise) dalam analisis seismik.
Metode ini dirancang agar dapat secara selektif menghilangkan gangguan tanpa merusak data utama, sehingga hasil pemetaan seismik menjadi lebih jelas dan akurat.
Untuk memastikan keberhasilan pengembangan metode ini, Agus dan Waskito juga berkolaborasi dengan Technology Development I, PT Pertamina Persero.
Hasilnya, metode pemisahan noise dari data seismik yang mereka kembangkan mampu meningkatkan akurasi denoising hingga 90%–95%.
“Metode ini telah terbukti efektif dan kini sudah digunakan oleh industri dalam negeri,” tambah Agus.
Berkat inovasi tersebut, Agus Abdullah, S.T., M.T., Ph.D., dan Waskito Pranowo, M.T., berhasil mendapatkan hak paten atas metode yang mereka kembangkan.
Pengakuan ini menegaskan bahwa teknologi pemisahan noise dalam data seismik yang mereka ciptakan memiliki nilai ilmiah dan manfaat nyata bagi industri eksplorasi minyak dan gas.
Ke depan, Agus dan Waskito berambisi untuk mengembangkan metode ini ke dalam dimensi tiga (3D), yang memungkinkan pemetaan yang lebih detail dan akurat tentang cadangan minyak bumi.