Gubernur Banten: Jadikan Sektor Pertanian Ujung Tombak Ekonomi Banten

Serang, transnews.co.id- Untuk pemulihan ekonomi di wilayahnya,Gubernur Banten Wahidin Halim berupaya memperkuat sektor pertanian untuk pemulihan ekonomi akibat dampak Covid-19.

Kekuatan sektor pertanian akan menjadi ketahanan pangan serta memastikan kekuatan stok bahan kebutuhan pokok,” ungkap Gubernur Banten saat melakukan monitoring langsung sektor pertanian di Provinsi Banten, yang dikunjungi hingga ke wilayah selatan Banten Kamis lalu (2/7/2020) ,

Menurut Gubernur, kita sedang menghadapi wabah yang merata di seluruh negeri dan berdampak juga di Provinsi Banten, kita mengandalkan industri dan perdagangan yang masih dalam siklus lingkaran krisis, yang berimbas kepada perekonomian,”ujarnya. 

Gubernur menyatakan,semua akan tetap bergulir dengan baik apabila kita dapat memastikan ketersediaan pangan dan bahan pokok sehingga perdagangan tetap berputar dengan baik dan tidak ada kenaikan harga atau kelangkaan stok.

“Kita harus berupaya membudidayakan lahan-lahan yang ada di Banten untuk bisa ditanam apa saja”, ucapnya.

Dalam kunjungan ke kebun cabe di Desa Mekarsari, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak itu, Gubernur Banten menyaksikan sendiri berbagai tanaman dapat tumbuh di lahan yang kurang subur dan meminta Dinas Pertanian Provinsi Banten untuk mengerakkan sektor pertanian lebih masif dalam menanam seperti cabe, labu, oyong, ketela, dan komoditas pertanian lainnya selain padi.

“Kita, harus semangat untuk menjadikan sektor pertanian sebagi ujung tombak perekonomian Banten. Sehingga, menjadi penghasil produk pertanian terbesar,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu Gubernur Banten ungkapkan rasa syukurnya atas lahan-lahan pertanian yang dapat dimanfaatkan untuk menanam dan menghasilkan komoditas pertanian yang bagus. Mengarahkan Banten wilayah selatan untuk memperkuat sektor pertanian, tidak harus bergeser ke sektor industri.

“Memperkuat basis pertanian untuk memperkuat daya tahan masyarakat,” ungkapnya.

Masih menurut Gubernur WH, di saat daya beli masyarakat sempat turun, tapi yang menggembirakan adalah stok produk pertanian cukup sampai bulan Oktober.

“Daya beli masyarakat berkurang tapi kebutuhan pokoknya terpenuhi. Harga sembako masih stabil, jadi tidak mengkhawatirkan,” tegasnya.(Up/HMs)

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, silahkan mengirim sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com