Pasalnya bendungan ini bisa mengairi 1.200 lahan persawahan. Namun tetap harus dibuatkan pemetaan ke sawah mana saja air bendungan ini dialirkan sesuai dengan prioritas.
“Kapasitasnya nanti akan bisa mengairi 1.200 hektar sawah. Ini akan berseiring dengan peningkatan sektor yang memang menjadi tumpuan PDRB Kabupaten Trenggalek, yaitu sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan,” tegas Khofifah.
Karena itu, sekali lagi Pemkab Trenggalek harus segera melakukan pemetaan jaringan aliran air dari Bendungan Tugu hingga ke persawahan melalui musrenbang. Sebab bulan April 2021 mendatang sudah akan digelar musrenbang provinsi. Sehingga musrenbang di tingkat Kabupaten Trenggalek harus sudah rampung sebelum April.
“Lahan sawah sebesar 1200 itu mana saja areanya yang eksisting, lalu yang bisi diinisiasi sebagai area baru mana saja. Itu tolong dirumuskan,” tegasnya.
Pasalnya sektor yang potensial untuk dibangun dari Trenggalek adalah kopi dan kakao atau coklat. Kopi dan coklat dijadikan sebagai andalan Jatim maupun nasional yang sektor hilirnya sudah sangat banyak.
Misalnya warung kopi, di sana tentu bisa menjadi hilirisasi produk kopi dan juga coklat yang bisa menjadi hidangan samping dari kedai kedai kopi kekinian.
“Artinya dengan adanya maksimalisasi pengairan ini, pengembangan sektor pertanian Trenggalek akan menemukan format yang lebih strategis. Ke depan juga ada rencana replantasi yang lebih luas,”katanya.
Rencana replantasi kopi dan coklat ini bahkan sudah disiapkan petanya oleh Pemprov Jatim bersama kapuslit kakao dan kopi di Jember. Dengan adanya bendungan Tugu ini, Khofifah yakin akan menjadi pintu masuk meroketnya kesejahteraan masyarakat Trenggalek. (HD). Editor:Nas