Menurut Gubernur Khofifah, siswa siswi – taruna taruni SMAN 5 Taruna Brawijaya menjadi bagian yang sangat penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Maka, peran kepala sekolah dan guru untuk mendidik siswa di sekolah tidak hanya berfokus pada kurikulum pendidikan seperti yang dipersyaratkan.
Guru, lanjut Gubernur Khofifah, juga harus mengintegrasikan kurikulum pendidikan dengan kurikulum ketahanan nasional. Sehingga rasa cinta tanah air akan menjadi satu kesatuan yang diajarkan di sekolah.
“Bagaimana kemudian kita menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia supaya tetap aman, damai dan kondusif maka semua harus membangun toleransi dan moderasi serta memberseiringi dengan doa,” tegasnya.
Gubernur Khofifah menambahkan, bahwa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sudah terbangun dan terjaga dengan baik. Hal itu diakui Presiden Afganistan Asrof Gani ketika bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Ia menceritakan ketika presiden Afganistan Asrofgani bertanya kepada Presiden Jokowi berapa suku bangsa di Indonesia. Presiden Jokowi menjawab 714 suku. Mendengar hal itu, presiden Afganistan kaget dan mengatakan bahwa di negaranya hanya 7 suku bangsa. Namun, jika berbeda pendapat acapkali menajam, meruncing dan berkepanjangan.
“Ini saya sampaikan supaya anak-anak membangun penguatan integritas pada diri kalian semua bahwa negeri Ini memang harus dikuatkan oleh seluruh warga bangsanya untuk menjadi pagar keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegasnya.
Sebanyak 714 suku di Indonesia ini, sambung Khofifah, menjadi penguat harmoni karena semua sudah bekerja keras, semua bekerja profesional dan paling penting semua juga berdoa. Artinya, ada doa yang terus memberseiringi proses perjalanan pembangunan bangsa dan negara ini dilakukan di semua lini.