“Karena perspektif dunia tentang pesantren tradisional itu seolah-olah gaptek, maka madrasah tsanawiyah sains ini sebagai salah satu jawaban,” imbuhnya.
Khofifah menambahkan, bahwa cara yang bisa dilakukan untuk mengenalkan perspektif pesantren saat ini kepada dunia adalah dengan membawa dan melibatkan pesantren di forum internasional lebih masif lagi.
“Harus dibawa contoh-contoh pesantren sains seperti Tebuireng ini untuk dikenalkan kepada dunia, ini tsanawiyahnya saja sudah berbasis sains tanpa meninggalkan kekuatan ilmu agamanya” tuturnya.
Secara khusus, Gubernur Khofifah juga berpesan kepada para santri putri harus memiliki cita-cita besar menjadi intelektual dunia. Menurutnya hal tersebut bukanlah mustahil, lantaran banyak ilmuan besar Islam yang berkontribusi pada kemajuan dan perkembangan ilmu di dunia.
Salah satu contoh di antaranya adalah Al-Khawarizmi seorang ahli Matematika, penemu angka 0 dan ahli astronomi, dan juga sebagai penemu algoritma.
“Ini akan menjadi bagian penting untuk meyakinkan keluarga wakif bahwa MTs Sains ini tidak hanya akan mendidik, tapi juga menyiapkan pemimpin dunia dan nasional,” ucapnya.
Di sisi lain, Gubernur Khofifah mengingatkan para santri putri bahwa mereka akan menjadi generasi emas untuk Indonesia Emas tahun 2045 dengan semangat keilmuan yang berbasis keagamaan yang sangat kuat. Oleh sebab itu ia mengajak agar para santri terus mengembangkan kemampuannya.
Apalagi saat ini Jawa Timur tengah mengembangkan kerja sama ilmu pengetahuan dengan universitas-universitas dunia bereputasi tinggi dan prestisius. King’s College London yang berfokus pada digital future dan Western Sydney University yang berfokus pada digital innovation.