”Pembangunan pintu air ini merupakan sesuatu hal yang lazim kami lakukan. Jadi ketika datang ke suatu daerah dan menemui hal yang urgent dan harus segera dicari solusi, kami akan memaksimalkan untuk menindaklanjuti. Termasuk perbaikan jembatan, rumah tinggal layak huni, sampai dengan pintu air ini,” ungkap Khofifah.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga turut melakukan penanaman mangrove secara simbolis. Dia menginginkan agar penanaman mangrove di kawasan pesisir Kabupaten Probolinggo dimasifkan. Apalagi, Pemprov Jatim memiliki bibit mangrove yang unlimited. Dengan begitu langkah selanjutnya adalah menyiapkan lahan untuk segera dilakukan penanaman mangrove, kemudian pelepas liaran burung dan menabur benih ikan.
”Jadi prinsipnya, kapan ada lahan, Pak Pj Bupati mohon diinfokan ke kami. Karena kita punya bibit mangrove unlimited selama 20 tahun kita digaransi. Ini baru dua tahun sehingga masih ada 18 tahun kita digaransi. Jadi hampir semua titik di Jawa Timur sebetulnya saya sudah menanam mangrove, besok di Kalianget (Sumenep) saya akan menanam 7.000 bibit mangrove,” terangnya.
“Bahkan biasanya kalau Festival Mangrove seperti besok (hari ini -red) di Kalianget, Sumenep, kita tidak hanya menanam, tetapi juga melepasliarkan burung sesuai dengan asesment BKSDA cocoknya burung apa, kemudian kecocokan benih ikannya. Nanti Tim akan melakukan studi pendahuluan burung apa yang dilepas liarkan, benih ikan apa dan jenis mangrove-nya,” sambungnya.
Sementara itu, Pj Bupati Probolinggo, Ugas Irwanto mengatakan, pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Probolinggo menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Gubernur Khofifah beserta jajaran di Pemprov Jatim atas dibangunnya pintu air ini.