Khofifah menekankan bahwa hubungan antara Islam dan Pancasila, NU-Islam dan Pancasila merupakan hasil dari gagasan besar olah zikir dan pikir untuk menjaga keseimbangan kehidupan kenasyarakatan, keagamaan, kebangsaan dan kenegaraan.
“Sejak dulu ketika pancasila diputuskan sebagai asas tunggal, semua keluarga besar NU telah msnempatkan Pancasila sebagai _working ideology_ karenanya GP Ansor dan Banser gerakannya memiliki nafas Pancasila yang kuat tanpa harus dipertentangkan dengan ajaran agama (Islam),” Khofifah menjelaskan.
Pancasila sebagai ideologi bangsa, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945 mari kita jadikan _working ideology Pancasila sebagai _working idoelogy_ bukan sekedar kita hafal dan faham saja tapi juga kita amalkan,” tegasnya.
Orang nomor satu di Jatim itu pun memberikan 3 kunci untuk menjaga keberlangsungan toleransi melalui nafas keislaman dan Pancasila. Yaitu _mutual understanding di mana masyarakat yang beragam harus bisa saling memahami. Diikuti dengan _mutual respect_ yang merupakan tindakan saling menghormati. Dan yang terakhir, mutual trust_ atau kepercayaan yang terjalin antar umat yang beragam.
Kekuatan kita iada pada kebersamaan kita, mutual understanding mutual respect_ , dan _mutual trust Kemudian dari situ muncul _tepo seliro_ dan kekuatan toleransi serta moderasi,terang Gubernur Jatim
Ia pun melanjutkan, apabila terdapat perbedaan pendapat di dalam dan di luar GP Ansor dan Banser, maka harus menyikapi dengan adil sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh para Kiai di NU dengan menjunjung tinggi musyawarah mufakat