Untuk memenuhi kebutuhan kopi di Mesir, Jatim merupakan salah satu provinsi yang telah mengeksport hasil komoditasnya kenegeri piramida itu.
“Terakhir kita mengeksport 600 ton biji kopi ke Mesir, karena memang peluang komoditas itu sangat tinggi disana,” jelasnya.
Sementara itu, Duta Besar Mesir untuk Indonesia Ashraf Mohammaed Sultan meyampaikan bahwa negaranya memiliki kedekatan dan kesamaan dengan Indonesia. Utamanya dalam mengkampenyakan Islam yang tasamuh, moderat, serta cinta kepada negara.
“Juga pentingnya hubbul wathon cinta dan bela Negara dalam kehidupan bersama. Maka, kedatangan ini tak lain adalah dalam rangka menjalin kerjasama dalam hal-hal tersebut,” ucapnya.
Menurutnya, apa yang telah berlangsung antara Indonesia dan Mesir atau sepesifiknya Universitas Al-Azhar adalah sesuatu yang telah lama terjalin dan patut dibanggakan. Ditambah banyak sekali syaikh al-Azhar yang telah menganggap Indonesia sebagai Negara keduanya.
“Kunjungan kami ke Jawa Timur ini adalah yang pertama kalinya, dan kami berharap semoga ini bukanlah yang terakhir,” ujarnya.
Kunjungan Dubes Mesir di Jatim berlangsung selama tiga hari. Selain bertemu dengan Gubernur Khofifah, selama di Jatim, juga mengunjungi beberapa pondok pesantren salaf seperti, Ponpes Langitan di Tuban, Ponpes Mamba’us Sholihin, Manyar Gresik dan Ponpes Salafiyah Syafi’iyah di Situbondo.
“Beliau di Jatim juga untuk mengetahui standarisasi ijazah yang diterbitkan pondok pesantren di Jatim, untuk menyesuaikannya dengan yang dipersyaratkan Universitas Al Azhar bagi santri yang ingin melanjutkan pendidikan di kampus tersebut,” kata Gubernur Khofifah.(hd)