Tasikmalaya, TransNews-Para petani Ubi Madu di Desa Sinaraja dan Desa Lengkongjaya Kecamatan Cigalontang, kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat, mengeluhkab akibat harga ubi madu, merosot cukup signifikan.
Jika tiga bulan lalu, harga ubi di Petani 4 rubu rupiah, per kilo, bulan Juli ini harga di petani berkisar 1.000 rupiah, hingga 1.500 rupiah per kilonya.
” Tiga bulan terakhir ini memang harga ubi madu terus merosot hingga mencapai 1000 rupiah. Stok ubi yang ada terpaksa kami endapkan agar harga kembali stabil, ” Ujar Endang (50) seorang Petani Ubi Madu didesa Sirnaraja,Sabtu (20/7/19).
Akibat merosotnya harga ubi, kata Endang, petani merugi puluhan juta rupiah, karena biaya produksi tanam hingga panen tidak tertutupi dengan harga jual ubi di pasaran.
” Jelas kami merugi, karena harga jual rendah di banding biaya tanam, hingga pasca panen,” Ujar Endang, seraya berharap ada solusi dari Pemerintah Daerah terkait harga ubi.
Pengamat perubian Ubi Madu Tasikmalaya, Wawan Herdiawan, terkait merosotnya harga Ubi Madu, saat ditemui dibilangan Cigalontang, Sabtu siang (20/7/19) mengungkapkan, diakuinya pasokan ubi madu saat ini dari petani memang sedang panen dan stok melimpah.
” Logikanya jika stok melimpah apapun produk pertanian pasti harga pun berpengaruh dan turun serta berimbas kepada para petani,” Paparnya.
Kata Wawan, ada solusi agar harga ubi kembali mendekati stabil, diantaranya stok ubi madu yang ada, di buat berbagai jenis panganan khas Tasikmalaya, seperti Brownies Ubi Madu, Puding Ubi Madu dan Tepung Ubi Madu. Jika stok ubi madu, dibuat industri rumahan khas panganan tersebut, diyakini harga ubi madu secara bertahap kembali stabil.