SIDOARJO, Transnews.co.id – Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mengatakan lebih dari satu abad yang lalu dan sejak Belanda masuk di negeri ini, bangsa Indonesia terpecah-pecah karena politik adu domba. Namun akhirnya kita semua menyadari bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa dengan suku, ras dan agama yang berbeda-beda.
Perbedaan itu diharapkan tidak menjadi pemecah belah persatuan. Justru sebaliknya perbedaan diharapkan dapat memperkaya dan memperkuat bangsa Indonesia.
Pesan tersebut, disampaikan Bupati Gus Muhdlor saat bertindak menjadi inspektur upacara bendera memperingati Hari Pahlawan di Alun-alun Kabupaten Sidoarjo, Rabu, (10/11).
Kita harus terus menggelorakan gotong royong persatuan dan kesatuan Indonesia, pintanya.
Gus Muhdlor juga mengatakan, bahwa toleransi terhadap perbedaan yang ada harus terus dijaga. Seperti halnya semboyan bhinneka tunggal ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Gus Muhdlor meminta saat ini harus lebih maju ditahun sebelumnya. Hal itu harus dilakukan untuk membuktikan kepada dunia bahwa kita semua bisa mewujudkan cita-cita para pahlawan.
“Kita bukan bangsa yang lemah yang menerima kemerdekaan sebagai hadiah dari penjajah, namun secara bersama kita bisa mengalahkan dan mengusir bala tentara terkuat dunia,” ucapnya.
Dikatakannya pertempuran 10 November 1945 di Surabaya harus menjadi contoh. Pertempuran yang kini diperingati sebagai hari pahlawan tersebut harus dicontoh sebagai satu tekad gigih berjuang dan pantang menyerah tanpa mengenal perbedaan apapun.