Tren pandemi global naik lagi pada pertengahan Maret dan mencapai puncaknya pada akhir April – pertengahan Mei 2021, yang justru ketika itu kondisi di Indonesia masih landai. Pandemi di tanah air justru melonjak ketika tren dunia sedang menurun. ‘’Jadi, tren dunia tidak berpengaruh pada kondisi pandemi di tanah air,’’ kata Wiku Adisasmito.
Yang menentukan tren domestik adalah mobilitas dan aktivitas masyarakat lokal itu sendiri. Maka, meski varian Delta hadir sejak Januari, dia baru punya kesempatan mengamuk ketika mobilitas dan aktivitas masyarakat meningkat pada sekitar Lebaran pertengahan Mei. Walhasil, kasus Covid-19 pun mulai menanjak di awal Juni dan mencapai puncaknya di pekan ketiga Juli 2021.
Pandemi belum selesai. Kelengahan bisa membawa kemalangan. Australia, misalnya, dapat menekan pandemi dan mencatat hasus harian 10 kasus pada 24 Mei 2021, dengan positivity rate 0,26 persen. Namun, kurvanya menanjak sejak pertengah Juli dan mencapai puncak pertengahan September lalu dengan sekitar 1.700 kasus per hari. Singapura pun begitu halnya, lama melandai dan tiba-tiba saja melonjak di akhir Agustus lalu, dan mencapai angka harian di atas 2.000 kasus pada 21 September.
Tak ada jaminan landainya kasus Covid-19 itu tidak bisa bertahan lama bila tidak benar-benar dijaga. Maka, kata Profesor Wiku, pemerintah akan melakukan pengamanan berlapis untuk menjaga penularan varian baru Lambda dan Mu yang mulai menunjukkan keganasannya. Varian Mu asal Columbia sudah beredar di 49 negara, termasuk Malaysia, dan Lambda sudah menyusup ke Filipina.