Alumnus Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS ini menjelaskan, Kabupaten Sumenep merupakan wilayah yang terdiri dari daratan dan sejumlah pulau kecil di Pulau Madura. Kabupaten Sumenep sendiri mengandalkan moda transportasi laut untuk berbagai aktivitas mobilitas dan distribusi. “Atas alasan tersebut, kami berpikir untuk memadukan drone logistik medis ini dengan kapal laut dalam alur logistik last-mile delivery,” imbuhnya.
Dari situlah, Beehive Drones memutuskan untuk menjalin kolaborasi dengan Departemen Teknik Transportasi Laut ITS. Lelaki yang akrab disapa Gian ini menerangkan, ITS sebagai kampus maritim terbaik dianggap memiliki pemahaman yang lebih mumpuni mengenai moda transportasi laut.
Sejalan dengan Gian, Ketua tim peneliti dari ITS Ir Tri Achmadi PhD memaparkan, penggunaan drone dapat memperluas layanan transportasi laut beyond port. Lanjutnya, drone ini dapat difungsikan untuk tahap ruas pengiriman akhir langsung ke konsumen atau biasa disebut sebagai last-mile delivery untuk kebutuhan logistik dari kapal yang memiliki kemampuan mengangkut drone.
Manajer STP Kluster Inovasi Kemaritiman ITS ini memaparkan, drone ini akan memudahkan sistem logistik barang antarpulau tanpa mengharuskan kapal merapat di pelabuhan, disambung dengan pengiriman darat menggunakan truk. “Di sini kita menghemat last-mile delivery, jadi konsepnya seperti aircraft carrier namun kita membawa drone,” papar dosen Departemen Teknik Transportasi Laut ini.
Tri menjelaskan, STP Kluster Inovasi Kemaritiman ITS dalam hal ini bertugas untuk mendesain sistem pengoperasian logistik melalui transportasi laut. Dalam uji coba tersebut, lanjutnya, sistem yang telah dirancang terbukti berhasil mengatasi pengoperasian multiple drone yang melakukan aktivitas bolak balik dari kapal.