Melalui rapat ini, dibahas kembali mengenai tujuan dan bentuk kerja sama dalam program tersebut. Program yang direncanakan selama lima tahun ini mempunyai proyek unggulan, yakni pembangunan living laboratory renewable energy dan eco campus di Indonesia. “Tentunya, ini merupakan kesempatan yang bagus untuk ITS dalam mengadopsi program-program dari NTU, khususnya dari sisi renewable energy dan eco campus,” ungkap dosen Departemen Teknik Mesin ITS tersebut.
Di hari berikutnya, delegasi ITS dan lainnya mengunjungi living laboratory renewable energy milik NTU yang berada di Pulau Semakau, Singapura. Para rombongan diajak untuk melihat fasilitas-fasilitas laboratorium dan teknologi yang dikembangkan oleh NTU terkait renewable energy.
Setelah melakukan visiting lab, Bambang mengatakan bahwa para peneliti dari perguruan tinggi yang tergabung dalam program ini akan mendiskusikan lebih lanjut mengenai riset apa saja yang bisa dilakukan. Setelah itu, para peneliti akan menyusun proposal yang nantinya diajukan untuk pendanaan pada program ini. “Pendanaan program ini tidak akan disamaratakan setiap universitas, tetapi akan dipilih proposal mana saja yang cocok untuk dilakukan kerja sama,” ujar Bambang.
Terdapat tiga pilar utama yang dijadikan bahan riset dalam program ini, yaitu renewable energy, smart cities, dan circular economy. Ketiga hal inilah yang diharapkan nantinya dapat segera diterapkan oleh ITS, salah satunya ialah melakukan inovasi dari energi terbarukan untuk menghemat energi dan mengurangi limbah yang ada, terangnya. (hd)