Guna menggerus ketimpangan antara pedesaan dan perkotaan, Pemdaprov Jawa Barat melahirkan inovasi bernama Desa Juara. Menurut Dedi Supandi, ada tiga pilar Desa Juara, yakni digitalisasi layanan desa, One Village One Company (OVOC), dan Gerakan Membangun Desar.
“Dari situ turun yang namanya beberapa program yang disampaikan Pak Gubernur (Ridwan Kamil) dalam rangka meningkatkan keberpihakan kepada desa. Seperti Desa Digital, Sapa Warga, Sekoper Cinta, Satu BUMD mengelola 20 desa, Jalan Mulus Desa, dan lain sebagainya,” ucapnya.
Lewati Target
Deretan program tersebut, perlahan dan pasti, ratusan indikator yang tertera dalam PermendesaPDTT Nomor 2 Tahun 2016 tentang Indeks Desa Membangun (IDM) dapat terpenuhi. Dengan begitu, Dedi Supandi pun optimistis target 63 Desa Mandiri pada 2019 bisa tercapai.
Berdasarkan survei DPM-Desa, ada 77 desa yang masuk Desa Mandiri. Hal tersebut tidak lepas dari inovasi dan kolaborasi yang menjadi spirit Pemdaprov Jawa Barat dalam meningkatkan keberpihakan kepada masyarakat desa.
“Dalam Peraturan Menteri, indikatornya di situ macam-macam ada disebutkan tentang dimensi pelayanan, dimensi kesehatan, dimensi keberdayaan masyarakat, akses pendidikan dasar, memiliki solidaritas sosial, memiliki toleransi, akses ke lokasi air bersih, akses minum yang layak, akses sanitasi, perdagangan, keterbukaan wilayah terhadap lingkungan ekonomi, kualitas lingkungan, semua itu dinilai,” katanya.
“Ada rentang yang harus dipenuhi, seperti akses ke SD. Saat akses ke SD, misalnya, lima kilometer suruh jalan kaki, dengan adanya Jantung (Jembatan Gantung) Desa jadi hanya ratusan meter. Itu berubah. Itu bisa menjadi indikator capaian Desa Mandiri,” lanjutnya.