“Berdasarkan data Dishut Jatim sejak tahun 2020, hingga saat ini telah dilaksanakan penanaman mangrove di pesisir Jatim melalui dana APBD, APBN, dan dukungan para pihak lainnya seluas 2.015,08 hektar atau sejumlah 7.108.447 batang bibit mangrove. Termasuk kegiatan penanaman kita pada Festival Mangrove ke-VI ini,” lanjutnya.
Khofifah menambahkan, bahwa kegiatan ini juga merupakan serangkaian penanamanan _Multipurpose Tree Species_ (MPTS) di berbagai daerah. Diantaranya yaitu, penanamanan cemara gunung pada ketinggian 1500 Mdpl di Cangar pada 24 Desember 2023, dan juga penanamanan bibit mangrove di Kraksaan, Probolinggo pada Natal lalu.
“Ekosistem alam, ini memang perlu dikelola untuk dijaga keseimbangannya. Terlebih, dengan merawat alam maka manusia akan lebih terlindung dari potensi bencana,” terangnya.
Untuk itu, lanjut Khofifah, selain melakukan upaya penanamanan bibit mangrove yang masif, dirinya juga mengusahakan penghijauan kembali padang savana Bromo yang sempat terbakar awal September 2023 lalu.
“Kita juga sedang mengusahakan untuk dapat izin menggunakan pesawat dari KSAU untuk mengembalikan ekosistem. Terutama di Gunung Arjuno, Gunung Welirang, dan Anjasmoro yang kemarin terdampak karhutla 4.000 hektar lebih melalui aeroseeding,” katanya.
“Ekosistem itu harus kita bangun kembali. Kalau dengan keterjalan tertentu tidak bisa secara manual, maka kita harus melakukan dengan aero seed,” tambahnya.
Lebih jauh, Khofifah menjelaskan, penggunaan aeroseeding harus dilakukan secara detail dan precise . Seperti tingkat koordinatnya yang lebih detail mendeteksi kesesuaian bibit dengan aera tertentu.