“Kenaikan harga cabai ini murni karena alam, curah hujan yang tinggi dan turun lebih cepat dari perkiraan. Panen cabe diperkirakan akan dilakukan mulai Minggu akhir Maret hingga April, sehingga kita harapkan curah hujan bisa menurun, khususnya menjelang Hari Besar Keagamaan nasional (HBKN) Ramadhan dan Idul Fitri 2021. Saat ini etersediaan aman serta harganya stabil.
“Konsentrasi kita sekarang adalah produksi berjalan sesuai rencana dan proses pendistribusian sampai pasar juga lancar,” jelas Drajat.
Ketua Paguyuban Petani Cabai Indonesia Jawa Timur, Suyono mengatakan bahwa kenaikan harga cabai disebabkan oleh kondisi cuaca/iklim yang ekstrim di beberapa sentra produksi serta adanya curah hujan yang tinggi.
Sehingga menyebabkan banyak lahan tanam didataran rendah tergenang air dan berakibat pada kerusakan cabai. Selain itu juga serangan penyakit seperti daun keriting, buah rontok, serangan lalat buah dan penyakit lainnya, hampir merata di semua sentra produksi cabai di Jawa Timur.
“Kondisi tersebut mengakibatkan produksi cabai rawit di sentra produksi di Kabupaten Kediri berdasarkan luas tanam mengalami penurunan sekitar 10 persen sampai dengan 15 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya,” ungkap Suyono.
Pria yang akrab disapa Yono tersebut mengatakan bahwa faktor utama kenaikan harga cabai adalah cuaca. Suyono memprediksi bahwa pada pertengahan Maret sampai dengan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri 2021, harga cabai rawit mampu berangsur normal Kembali dan stabil.