“Kita akan sisipkan teknologi untuk mengubah cara warga desa melakukan kegiatan ekonomi,” ujar Emil.
Nantinya,lanjut Gubernur seluruh pelayanan publik di desa akan didigitalisasi, koneksi internet akan dibenahi, command center dibangun, dan masyarakat desa dapat memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan sekaligus mengenalkan produk unggulan di wilayahnya.Di sektor perikanan, 1.039 kolam yang menggunakan teknologi smart auto feeder.
Lewat teknologi itu, memberi pakan ikan bisa menggunaka gawai. Hal tersebut membuat panen bisa naik dari dua menjadi empat kali dalam setahun. Persentase pendapatan pun melonjak sekira 30 sampai 100 persen. Dengan koneksi internet yang lancar, pemasaran ikan pun dapat dilakukan secara online.
“Hasilnya panen yang biasa 2 kali setahun kini bisa sampai 3- 4 kali setaun,” kata Emil.
Kemudian, di Pelabuhanratu, Kab. Sukabumi, nelayan dapat mendeteksi pergerakan arah ikan menggunakan aplikasi Fish-Finder. Teknologi tersebut memudahkan nelayan melacak keberadaan ikan di lautan.
“Sekarang pakai teknologi kita bisa tau ikan ke kanan ke kiri. kalau sebelum ada aplikasi nelayan dapat 300 kilo per-hari. Sekarang bisa sampai 1-1,5 ton per hari,” ucapnya seraya menambahkan “Ini yang dimaksud konsep Desa Digital,” tambah Emil.
Emil menyatakan, pembangunan desa tidak hanya fokus pada urusan infrastruktur atau lahiriah, tetapi juga pembangunan batiniah. Jangan sampai terkoyak- koyak. Jadi salah satunya, kita ada program setiap desa ada satu Hafidz Alquran (Sadesa).
“Jadi pesantren diurus yang ngaji diurus, kemudian teknologi digital kita hadirkan. Termasuk ada namanya Kredit Mesra, 100 miliar sudah disiapkan. Jadi tidak ada alasan, dengan kebersamaan, kita maju bersama,”pungkasnya. (Nas/HL)