“Cabang dinas sudah menyosialisasikan semuanya ke pengawas sekolah, kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum,” sebut Dewi.
Pengawas sekolah, kata Dewi, telah mendampingi sekolah menyusun kisi- kisi ujian sekolah yang hasilnya dilaporkan ke cabang dinas masing – masing.
“Selain pesiapan teknis, Disdik juga mengantisipasi hal – hal non teknis di sekolah mulai dari keamanan, kesediaan peralatan untuk UNBK, perilaku dan kesehatan siswa, hingga sisi psikologis peserta ujian,”papar Dewi.
Dewi mengungkapkan, menjelang UNBK pasti ada kendala non teknis seperti peralatan penunjang yang hilang. Seperti Februari lalu terjadi di SMKN Rajapolah, Tasikmalaya, yang kehilangan tiga infokus dan 13 laptop.
“Dan kendala non teknis ini hampir terjadi setiap akan ada pelaksanaan UN,” ungkapnya.
Tingkat stres siswa pun jadi perhatian Disdik dengan membuat imbauan kepada stakeholders pendidikan mulai dari sekolah sampai orang tua agar menjaga siswa tetap tenang.
“Aspek psikologis pelajar perlu dijaga agar tidak menimbulkan tekanan berlebihan,” kata Dewi.
Dewi tidak mau jelang UNBK ada berita di media pelajar tawuran bahkan sampai menimbulkan korban jiwa seperti yang marak terjadi awal tahun 2020.
“Tawuran pelajar ini sangat menganggu kondusivitas dan konsentrasi, tidak saja peserta ujian tapi penyelenggara,” katanya.
Menurut Dewi, UNBK tahun ajaran 2019/2020 susananya akan sangat berbeda. Selain UNBK tahun ini menjadi yang terakhir kali, ujian pun dilaksanakan di tengah marak isu COVID -19 yang menjadi sorotan banyak orang.