TN.JAKARTA l — Kepariwisataan di Malang bersifat aditif dan adaptif. Meski perubahan sosial ekonomi sedang terjadi, namun tidak menyebabkan transformasi secara struktural. Melainkan terintegrasi dengan kehidupan tradisional masyarakat.
“Semua terjadi secara bergandengan tangan dengan usaha konservasi kebudayaan tradisional,” ujar Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Ir. Edi Purwanto, MM, saat hadir di acara pergelaran Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur, di Anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Minggu (01/12/2019).
Pergelaran Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur minggu ini diisi duta seni daerah asal Kabupaten Malang. Menampilkan ‘Wayang Orang Malangan’ dengan lakon ‘Satriya Kalimput’ yang disutradarai Tulus Tri S, yang sekaligus bertindak sebagai penata tari.
Selain ‘Wayang Orang Malangan’, Duta Seni dari Kabupaten Malang juga menampilkan, tari ‘Kebyar Bumi.’ Tarian tradisional khas Malang ini menggambarkan eksotis geografis Kabupaten Malang yang subur dikelilingi pegunungan.
Dalam penyampaiannya lebih lanjut, Edi mengatakan, seni budaya akan terus berkembang, salah satunya rangsangan, seperti adanya perkembangan industri pariwisata. Kabupaten Malang, lanjutnya, memiliki banyak ragam kesenian yang khas dan kaya. Salah satunya adalah ‘Wayang Orang Malangan,’ seperti yang ditampilkan dalam pergelaran Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur ini.
“Wayang Orang Malangan, adalah wayang pembaruan. Pertunjukan multidimensi. Kita berharap kesenian ini dapat lebih dikenal mewakili karakteristik khas Kabupaten Malang. Kesenian ini harus dilestarikan, dikemas dan dikembangkan sedemikian rupa, agar dapat menjadi ikon Kabupaten Malang,” ujarnya.