Di akhir sambutannya, Duta Besar menyampaikan apresiasi kepada para Indonesianis atas kontribusinya, baik secara langsung maupun tidak langsung yang berdampak pada penguatan diplomasi kedua negara. “Melalui hasil riset, para Indonesianis telah membantu pemerintah di dua negara untuk saling memahami dengan lebih baik persoalan-persoalan politik, ekonomi, budaya,” ungkap Mayerfas.
Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi dan berbagi pengalaman dari para Indonesianis yang dipandu oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Din Wahid. Salah satu isu yang diangkat dalam diskusi adalah topik kajian para mahasiswa Indonesia yang sebagian besar melakukan kajian tentang Indonesia. “Padahal kami juga ingin ada mahasiswa yang mengkaji Belanda, tidak melulu mengkaji Indonesia”, ungkap Bart Barendregt dari Leiden University.
Selain itu, kesinambungan melakukan riset bagi alumni juga menjadi sorotan dalam diskusi. Menurut mereka, banyak doktor-doktor alumni Belanda yang setelah kembali ke Indonesia tidak lagi meneruskan risetnya. Hal ini, disebabkan karena mereka terlalu sibuk dan tenggelam dalam melakukan tugas-tugas adminsitratif dalam karir mereka.
Namun, turunnya minat terhadap kajian tentang Indonesia (Indonesian Studies) juga menarik perhatian peserta. Hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena terjadi juga pada kajian wilayah lain, bukan hanya kajian tentang Indonesia.
“Jangan terlalu khawatir dengan masalah Indonesia. Kajian tentang Indonesia akan selalu menjadi perhatian kami,” demikian ungkap Adriaan Bedner dari Leiden University.