Kedelai Naik, Disperindag Jatim Bersama Satgas Pangan Sidak Pasar Rakyat Surabaya

Drajat mengatakan bahwa menurut hasil koordinasi yang telah dilakukan dengan sentra industri tempe Sanan yang berada di Kota Malang (terdiri dari 600-an pengrajin tempe) diperoleh informasi bahwa harga kedelai mengalami kenaikan dan mulai jarang tersedia.

“Namun meskipun mahal, menurut penuturan pengrajin yang ada di sentra industri tempe Sanan, mereka tetap melakukan produksi dengan penurunan sekitar 20 persen,” jelas Drajat.

Sementara itu, di sentra industri tahu yang berada di Kabuparen. Sidoarjo, juga terjadi kenaikan harga kedelai impor, namun produksi tahu tetap berjalan dengan menurunkan volume produksi.

Survei juga dilakukan ke IKM Tempe di Kecamatan Tenggilis Surabaya, dimana harga kedelai saat ini sebesar Rp. 9.100/kg namun produksi tetap dilakukan dengan menaikkan harga.

Kenaikan harga kedelai internasional terjadi sejak 4 bulan terakhir. Berdasarkan data dariwww.indexmundi.com, harga kedelai pada bulan Agustus 2020 masih sebesar 384,55 dollar AS per metrik ton, kemudian terus mengalamai peningkatan cukup tajam, sehingga pada Desember 2020 mencapai 483,26 dollar AS per metrik ton atau meningkat sebesar 25,67 persen dalam periode Agustus-Desember 2020.

Kenaikan harga kedelai internasional tersebut terjadi utamanya disebabkan oleh lonjakan permintaan kedelai dari Tiongkok kepada Amerika Serikat selaku eksportir kedelai terbesar dunia.

“Kondisi tersebut mengakibatkan berkurangnya kontainer di beberapa pelabuhan yang kemudian menyebabkan terjadinya hambatan pasokan terhadap negara importir kedelai,” ucapnya.

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, silahkan mengirim sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com