Ketua Dewan Pembina Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan Irwan Burnani, dalam sambutannya menyampaikan, kreatifitas di dalam seni apapun adalah satu hasil pengamatan dan kepekaan dari seorang seniman pada lingkungannya.
“Seperti dalam kehidupan manusia tidak lepas dari berbagai ragam peristiwa. Sebagai seniman Putra Gara mampu merefleksikan kehidupan pemulung dalam bentuk karya yang dituangkan ke kanvas,” ujar sutradara yang juga penggiat teater ini.
Putra Gara adalah perupa otodidak. Multi kompetensi dan profesi. Selain pelukis dia juga penulis, novelis, wartawan dan penggiat seni budaya. Karya lukisnya banyak menjadi koleksi para kolektor lukisan ternama serta tersimpan di sejumlah gallery di Indonesia.
Tidak kurang dari 15 lukisan karya Putra Gara dengan berbagai ukuran dipamerkan di satu-satunya sanggar yang menggabungkan kegiatan sosial kemanusiaan dengan kesenian.
Selain pameran lukisan, acara Kenduri “Urban Humanity” Refleksi Kehidupan Pemulung – Seni untuk Kemanusiaan ini juga diisi dengan berbagai kegiatan. Antara lain, pameran seni instalasi, seni pertunjukan, lomba mewarnai, melukis, dan lomba fashion show busana daur ulang.
Hadir di acara ini berbagai tokoh masyarakat dari berbagai elemen. Penggiat lingkungan, sosial, budaya, dan seniman dari berbagai disiplin seni; musik, film, tari, teater, sastra, seni rupa, dan wartawan.
Tampak hadir artis penyanyi Ageng Kiwi, Lia Emilia, Renny, Valdy, aktor komedian Ucup Jaka, dan Rd Sonnia Soemadikarta, Ketua Forum Kreatif Perfilman Budaya Nusantara, sutradara Ronny Mepet, Benq, Direktur Utama PT. Citrus Cipta Sinergi Citrus Sinema, dan Maria Angelina Sauyana, Produser Distribusi untuk Nasional & International Citrus Sinema.