Selain vaksin Neo Rabivet tambahnya, Kementerian Pertanian juga meluncurkan produk vaksin untuk flu burung yakni Afluvet HiLow dan produk biologis Scovet untuk penanganan penyakit African Swine Fever di Indonesia.
Sementara itu, di tempat yang sama, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementan, Nasrullah menegaskan komitmen Ditjen PKH dalam mendukung program pengendalian dan pemberantasan rabies di Indonesia. Pihaknya telah mengalokasikan vaksin dan operasional pengendalian rabies, khususnya untuk wilayah tertular dengan risiko tinggi.
“Untuk daerah tertular risiko tinggi, kita upayakan alokasi vaksin sebanyak 70% populasi hewan penular rabies. Sedangkan untuk daerah risiko rendah dan bebas, alokasi vaksin cukup untuk vaksinasi tertarget dan vaksinasi darurat,” imbuhnya.
Nasrullah berharap pemerintah daerah untuk turut mendukung pelaksanaan program dengan mengisi kekurangan ketersediaan vaksin dan sumberdaya lain yang diperlukan. Dirjen PKH juga menyebutkan bahwa di Pusat, Ditjen PKH sudah merangkul mitra kerja internasional seperti FAO, AIHSP dan USAID dalam pengendalian dan penanggulangan rabies.
“Kerjasama dengan kementerian dan Lembaga sebenarnya sudah berjalan baik, khususnya dengan Kemenkes, KLHK dan Kemenko PMK, namun ini perlu terus dipertahankan dan diperkuat agar target Indonesia bebas rabies 2030 dapat tercapai” terangnya.
Pelaksanaan puncak hari rabies sedunia tahun 2021 ini terselenggara atas dukungan kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, serta mitra kerja internasional FAO Indonesia dan USAID.