Lalu yang tak kalah pentingnya dari kaum tunarungu kata Imam tentang pergaulan dengan sesama manusia normal lainnya.
Imam menjelaskan, mereka (kaum tunarungu) berharap ada tempat atau kursus-kursus di pemerintahan Kota Depok agar ada 1 sesi seminggu sekali atau sebulan sekali bagi mereka di bagian terdepan pelayanan bisa berbahasa isyarat.
“Mereka siap untuk bisa berkomunikasi jika memang mereka juga orang-orang yang mungkin akan berinteraksi dengan pemerintah kota Depok,” kayanya.
Pada kesempatan itu, kaum tunarungu kata Imam juga curhat terkait masalah pembayaran BPJS, karena mereka tidak mampu banyak anak-anak mereka tidak bisa bersekolah.
“Mereka memohon kepada kita untuk bisa dibantu agar mereka juga mendapatkan pelayanan yang setara dengan hak kita sebagai manusia yang dianggap lebih baik atau lebih sempurna dari mereka dengan segala kekurangan yang ada,” katanya.
Untuk itu Imam mengajak kepada semua pihak, baik itu lembaga lembaga swasta, dinas-dinas, lurah dan Camat agar memperhatikan usulan usulan mereka, memberikan kesempatan kemerdekaan yang sama termasuk di dalamnya masalah ketenagakerjaan.
Imam mengatakan jangan sampai ada perbedaan antara kaum normal dengan disabilitas, karena keahliannya sama, tapi karena kekurangan yang dihadapi, mereka diperlakukan secara tidak adil.
“Mohon pertimbangan kepada seluruh pemangku kebijakan untuk bisa sedikit demi sedikit merelasikan apa yang menjadi kendala mereka,” pungkasnya.